DUNIA BARU
Mungkin
Bagi sebagian orang warnet hanyalah sebuah nama tempat, sebuah lokasi tujuan
atau mungkin hanya sebuah arena untuk bermain game, mengerjakan tugas atau
mencari sesuatu yang berhubungan dengan dunia internet, tapi tidak bagi kami.
Bagi
kami warnet seperti rumah, kantor bahkan bisa dibilang menjadi tempat basecamp
kami berkumpul satu sama lain melebihi waktu yang kami habiskan dirumah kami
sendiri ataupun dengan anggota keluarga kami, karena disini kami bermain game
sepanjang hari entah itu hanya untuk mengisi waktu luang kami yang sangat
banyak dikarenakan kebanyakan dari kami adalah seorang pengangguran yang memang
malas mencari kerja ataupun tempat kami mencari uang dari game – game yang
ternyata bisa menghasilkan uang.
Cerita
ini tentang dunia saya dan teman – teman saya yang terjebak disebuah dunia yang
bagi sebagian orang monoton dan tidak jelas tapi bagi kami adalah sebuah dunia
yang sangat menyenangkan dan menguntungkan dari segi materi, sebuah dunia yang
awalnya menjanjikan dan menghasilkan banyak hal untuk kami tapi nyatanya kami
telah memasuki dunia yang sangat gelap dan dapat menghancurkan masa depan kami
serta bisa membuat kami kehilangan semua yang kami miliki sampai dibagian yang
terburuknya adalah dunia ini bisa menjadi semacam candu yang ternyata kadar
candunya melebihi NARKOBA.
Nama
saya Romano, saya dilahirkan dari keluarga sederhana yang hanya berpenghasilan
pas – pasan tapi mungkin karena saya anak bungsu dari lima bersaudara dan
dilihat dari hasil pendidikan sebelumnya dari kakak – kakak saya yang tidak
terlalu menonjol kedua orang tua saya hampir selalu memberikan semua keinginan saya
entah itu yang bersifat pribadi atau untuk urusan pendidikan namun semua
perlakuan mereka hanyalah membuat saya yang memang diakuin oleh guru lebih dari
mampu dalah hal pelajaran ternyata menjadi seorang anak manja yang sangat malas
hingga tingkat ketergantungan yang sangat tinggi pada orang tua lalu membuat
saya menggampangkan segala sesuatunya atau sebuah masalah yang saya hadapi tanpa
pernah berpikir dampak dan resikonya.
Tahun
2008 bisa dibilang tahun puncak kesuksesan facebook masuk keindonesia, facebook
yang awalnya mungkin hanya digunakan oleh sebagian kalangan untuk memudahkan
pembicaraan mereka tentang bisnis ataupun sarana berkumpulnya komunitas –
komunitas yang sudah maju terhadap tekhnologi dan internet khususnya tapi sudah
menjadi seperti sebuah virus menyakit yang menyebar dan tidak mengenal batasan,
walaupun saya sendiri pada saat itu sudah mengenal dunia internet karena terdapat
warnet didekat sekolah SMU saya namun tidak terlalu menggemarinya seperti saat
ini karena saya yang memang pada saat itu telah bekerja sebagai pialang saham
hanya menggunakannya sebagai salah satu alat komunikasi dengan rekan sekantor
ataupun dengan klien – klien yang sudah berinvestasi di perusahaan tempat saya
bekerja menjadi hal yang paling dicari pada saat pertama kali berhubungan
dengan dunia internet. Tapi bagi sebagian teman – teman saya yang memang
awalnya tidak mengerti sama sekali tentang internet menjadi sesuatu hal yang
baru dan layaknya manusia pada umumnya mereka akan mencoba mempelajari dan
mendalami hal yang baru tersebut sampai mereka mengerti atau mungkin menjadi
ahli terlebih salah satu dari teman kami yang bernama Tomy telah mengganti
usahanya dari sebuah warung telepon atau Wartel yang memang bisnisnya sudah
hampir punah dikarenakan semakin banyaknya orang yang sudah memakai tekhnologi
handphone lalu banting setir menjadi warung internet atau yang lebih kita kenal
sebagai Warnet. Di Warnet ini pulalah menyatukan kami yang pada hakekatnya
sudah mengenal satu sama lain sejak kita kecil namun setelah remaja seperti
orang yang saling cuek menjadi berkumpul kembali bahkan lebih dekat dari
hubungan yang sebelumnya dikarenakan sejak saat itu kami lebih banyak nongkrong
bareng dan menghabiskan waktu bersama – sama di Warnet tersebut lebih daripada
rumah dan keluarga kami sendiri yang tanpa kami sadari sebagian dari kami telah
membangun sebuah jembatan yang menjauhkan kami dari rumah ataupun keluarga kami
sendiri dan saya khususnya
Pagi
itu suara handphone yang terus berbunyi membangunkan ritual tidur pagi ku yang
bisa dibilang sangat nikmat karena ditemanin teduhnya hembusan angin serta
dibarengi dengan riuh rintiknya suara hujan yang terdengar merdu….
“
halo …” Tanyaku dengan mata yang masih
berat aku coba melihat handphoneku ternyata ada panggilan masuk yang nomornya
tidaku aku ketahui
“
selamat pagi ?? benar ini dengan saudara Romano ?? ” suara tanya dalam telepon
itu yang ternyata adalah seorang wanita tapi aku tidak kenal sama sekali dengan
wanita tersebut.
“
iya benar, dengan saya sendiri. Ini darimana ya Mba ?? ” ucapku menjawab
pertanyaan awal dari wanita tersebut lalu berbalik tanya kepadanya
“
saya Utari mas dari penerbit Sahabat Media, saya ingin memberitahukan kepada
mas Romano kalau naskah novel yang mas Romano kirimkan kekita sudah diperiksa
dan diterima. Jadi kantor kita sangat mengharapkan kedatangan mas Romano besok
jam 9 pagi untuk membicarakan tentang kontrak dan yang lainnya mas ”
“
hah ?? serius ini mba ?? ” ucapku langsung memotong karena kaget atas apa yang aku
dengar barusan
“iya
serius mas ..!! ” jawabnya lagi dengan sangat yakin dan tegas
“
oke..oke mba, besok pagi saya pasti datang kok …” dan dengan suara yang
bersemangat sambil sedikit meloncat kegirangan aku menyanggupi permintaannya
lalu mengakhiri percakapan itu. Kemudian
setelah itu aku hanya bisa duduk tersenyum dikasur berusaha menahan luapan kegembiraan yang aku sendiri
masih merasa tidak percaya atas kejadian pagi ini dan merasa seperti sebuah
mimpi yang sangat indah yang pernah dialami oleh seorang petidur seperti diriku
ini.
Seorang
petidur yang sampai detik ini hanya mempunyai rasa penyesalan , rasa bersalah
atas kesalahan – kesalahannya dalam mengambil keputusan di masa lalu dimana
semua cerita ini berawal.
“
nyet tadi gue ketemu bokin lo ditempat gaweannya. Katanya lo jangan telat!!”
celetuk salah satu temenku Panji yang baru saja datang ke warnet lalu
menghampiri aku yang sedang asyik main game sambil mendengarkan musik dan nyet
adalah kependekan dari kata monyet, sebuah panggilan yang terbilang biasa untuk
kami.
“
lo lagi ngapain disana ?? ” Tanyaku yang sedikit kaget lalu melihat jam takut
apabila aku terlalu asyik diwarnet sehingga telat menjemput Mala,
“
nih nganterin bos ” jawab panji kemudian menunjuk teman warnetku yang lainnya
yaitu Atma, bisa dibilang dari segi ekonomi Atma memang lebih unggul dibanding
kami dan selalu dia pulalah selalu menjadi yang terdepan untuk urusan hal – hal
yang berbau game dan tekhnologi karena sebagai mahasiswa di salah satu
universitas terkenal di Indonesia, ilmu dan lingkungannya akan membuatnya
jauh lebih unggul daripada kami yang notabenenya hanya lulusan SMU.
“
wah monyet makan – makan nga ngajak – ngajak ” tegurku yang sedikit meledek
kepada Atma,
“
siapa yang makan – makan bego!! ketemuan sama orang doang gue ”. jawab Atma
membantah ucapanku seolah menyembunyikan sesuatu ,
“
abis jualan chip bego dia nyet ” celetuk Panji sambil tersenyum yang membuat aku
bingung dengan maksud omongannya yang memang terdengar asing bagiku.
“
chip ?? apaan tuh ??” Tanya aku yang penasaran maksud omongannya barusan kepada
mereka berdua .
“
itu..poker yang dia maenin, hadiahnya disebutnya chip ” jawab panji dengan
penjelasannya yang setengah – tengah dan makin membuat aku bingung serta makin
penasaran.
“
game yang mana nyet ?? emang bisa dijual ?? ” dengan nada yang lebih serius
kali ini aku mencoba menanyakannya langsung kepada Atma yang sudah mengerti dan
paham dengan apa yang diomongin Panji barusan.
“
Texas Hold’em Poker… bisalah nih buktinya gue abis jual sama orang ” jawab Atma
singkat tentang sebuah permainan yang selama ini sejak aku bermain internet
baru mendengar jenis permainan tersebut ternyata sudah dia mainkan.
“
gimana cara mainnya nyet ??” Tanyaku lagi yang masih ingin tahu lebih dalam
tentang permainan tersebut sambil meminta dia menunjukkannya secara langsung
kepadaku. Dan akhirnya setelah menyalakan salah satu komputer di warnet lalu
membuka jenis permainan yang sedang kami bicarakan,
“
nih..!! kaya capsa ( salah satu jenis permainan dikartu REMI ) aja tapi bedanya
ini yang diadu cuma lima kartu” dengan sangat detail Atma menjelaskan
tentang cara dan trik permainan tersebut dan membandingkannya dengan salah satu
jenis permainan kartu remi yang memang sudah aku kuasai dari dulu tapi jarang
atau secara diam – diam kami lakukan karena penilaian orang yang melihatnya
akan beranggapan kami sedang bermain judi.
“
emang laku dijual ?? ” tiba – tiba teman warnetku yang lainnya Bowo ikut
kedalam obrolan ini yang semakin terlihat menarik dan membuat kami serius
menanggapinya.
“
pasarannya sih 15ribu, tapi tadi gw jual Cuma 12ribu” jawab Atma sambil
tersenyum sumringah dengan hasil yang baru saja dia dapatkan dari penjualan
chip,
“
ah yang bener lo ?? itu 15ribu perberapa ” Tanya lagi Bowo yang sama
penasarannya dengan gue dan lainnya dengan meminta lebih detail penjelasan dari
Atma.
“
sejuta chip atau 1m kalau disebutnya ” jawabnya singkat tapi padat yang
membuat kami kaget dan mulai membayangkan betapa menggiurkannya jumlah yang
bisa kami dapatkan dari bermain game tersebut.
“
terus tadi lo jual berapa to ?? ” kali ini Dauz temen warnetku yang lainnya
yang ternyata daritadi ikut bergabung dengan kami dan mulai meninggalkan
komputernya serta ikut tertarik dengan permainan ini.
“
dikit 100m doang ” sambil asyik bermain dengan game tersebut Atma dengan santai
menjawabnya.
“
widih… jadi sejuta dua ratus dong !! ” sahut Dauz memperjelas jumlah yang Atma
dapatkan dari penjualan chipnya kali ini.
“
dih anak kampret gue dikasih Cuma gocap ” celetuk Panji yang tiba – tiba
merasa tidak senang dengan komisi yang diterimanya dengan ikut dan mengantarkan
Atma menjual chip tersebut kepada orang lain sambil memukul pelan kepala
Atma. “ jangan banyak – banyak lo, ntar muntah lagi ”, jawab Atma yang
menyindir Panji lalu diiringi tawa kami serta dengan sedikit memohon,
semua dari kami tentu saja ikut meminta jatah atau traktiran dari Atma yang
pada malam itu menghasilkan jumlah uang yang bisa dibilang sangat besar untuk
kami semua.
Dengan
sangat kencang aku melajukan motor agar dengan cepat sampai ditempat kerjaannya
Mala yang memang seharusnya sejak tadi aku sudah menjemput dia, tapi akibat
keasyikan mengobrol sampai lupa waktu yang membuat aku sadar kalau sudah
terlambat untuk menjemput dia. Dan dari kejauhan aku sudah mengenali betul
sosok yang tengah duduk dengan memasang muka cemberut dan kesal karena sudah
menunggu terlalu lama.
“
darimana sih ?? aku udah nungguin daritadi tau nga ?? ” Tanya Mala dengan ketus
sambil memasang muka yang sangat marah kepadaku karena pada hakekatnya dia
mempunyai sifat yang sama denganku yaitu termasuk orang yang tidak suka dibuat
menunggu apalagi baru – baru ini dia sudah sering mengeluh karena aku yang
sering terlambat untuk menjemput dia akibat aku terlalu asyik main game di
warnet.
“
maaf… tadi keasyikan ngobrol sama anak – anak sampai lupa waktu ”, jawabku
dengan sedikit memasang mimik wajah merasa bersalah atas keterlambatanku sambil
mengusap lembut pundaknya berusaha mencairkan kemarahannya.
“
emang tadi Panji nga bilangin sama kamu supaya jangan telat jemput aku ?? ”
ucapnya mengingatkan amanah yang dia titipkan kepada Panji kepada aku agar
tepat waktu kali ini.
“
iya..dia udah ngomong kok, aku minta maaf deh !! janji nga telat – telat lagi ”
dan dengan sedikit berjanji aku berusaha menenangkan suasana hatinya yang masih
terlihat emosi sampai akhirnya membuat dia luluh dan untuk segera melupakan
kejadian yang baru saja menambah rasa badmoodnya pada hari itu karena banyaknya
kejadian yang membuat dia kesal ditempat dia bekerja. Kemudian kami berduapun
segera meninggalkan tempat itu untuk segera pulang karena terlihat sekali dia
sudah sangat lelah dan ingin segera beristirahat dirumahnya, sedangkan aku
sendiri masih sedikit memikirkan obrolan di warnet tadi yang membuat aku ingin
terburu – buru ingin kembali ke warnet dan mencoba jenis permainan tersebut
karena kalau memang benar apa yang dikatakan Atma tentang permainan itu maka aku
bisa mencari tambahan uang dengan bermain game itu apalagi dengan kondisi
sekarang yang sedang terjadi dikantorku yang menjadi semakin sulitnya mencari
investor – investor baru dikarenakan beberapa masalah ekonomi yang sedang
terjadi membuat situasi pasar perdangangan indeks dan saham menjadi tidak jelas
serta dengan berhembusnya gosip – gosip bermasalahnya kantorku dengan badan
pemererintah yang terkait bisa mengakibatkan kantorku bisa ditutup, oleh karena itu aku harus cepat – cepat
mencari pekerjaan atau pemasukan yang baru sebelum semuanya itu memang benar –
benar terjadi dan aku menjadi seorang pengangguran.
Hari
demi hari pun berlalu dan semua diantara kami sudah menemukan sebuah Dunia Baru
disebuah tempat yang disebut Warnet hanya karena sebuah jenis permainan yang
kami anggap pada saat itu menjadi sebuah kesibukan utama kami semuanya, dan
kami pun sudah menjadi ahli dalam permainan tersebut serta sudah menjadi mata
pencarian kami untuk mendapatkan materi bahkan aku yang seorang pekerja pun
kadang suka membolos kerja karena selalu kesiangan bangun tidur ataupun
diliputi rasa malas untuk berangkat kerja karena pada malam harinya aku sudah
mendapatkan uang yang lumayan.
“
kamu udah cari – cari kerjaan lagi yang ??? ” Tanya Mala seusai berganti baju
dari kamarnya lalu duduk menemaniku nonton tv, menanggapi obrolan kami kemarin
yang mana aku bercerita kepadanya bahwa kantor tempatku bekerja sekarang dalam
posisi kritis dimana perusahaan itu sedang menantikan sanksi oleh pemerintah
akibat tuduhan awal penggelapan pajak yang dilakukan oleh perusahaanku ternyata
terbukti dilakukan.
“
udah kok .. aku udah Tanya – Tanya sama semua kenalan aku dan aku juga udah
masukin beberapa lamaran disitus lowongan kerja gitu deh ” jawabku spontan yang
masih asyik menonton tv ,
“
yang semangat yah sayangku !!! ” ucapnya lagi perlahan lalu dengan tiba – tiba
memelukku yang membuat aku hanya tersenyum kecil kemudian mengecup keningnya
karena untuk sekarang hanya ini yang bisa aku lakukan untuk menunjukkan rasa
sayang dan rasa terima kasihku kepadanya atas dukungan dan supportnya selama
ini .
“
oh iya kemarin kamu katanya mau beli HP baru ?? uang darimana kamu ?? ”
tanyanya dengan tiba – tiba sambil melepaskan diri dari pelukanku,
“
akh kamu ngerusak suasana aja nih !! ” keluhku tanda protes karena harus
kehilangan momen yang baru sebentar aku nikmatin ini, sebuah momen yang memang
beberapa minggu terakhir jarang kita lewatkan dengan benar – benar berdua
sekedar hanya untuk bercerita ataupun saling bertukar pikiran. Ya aku akuin
memang ritme pertemuan kami selalu setiap hari karena setiap malam aku akan
selalu menjemput dia sepulang bekerja tapi karena jam kerja Mala yang dari
siang sampai malam membuat kami harus menerima konsekuensinya yaitu bertemu
hanya sebentar, ditambah dengan aktifitas baruku yang sedang gila – gilanya
kecanduan bermain game diwarnet semakin membuat hubungan kami terasa jauh.
“
ouh itu, uang dari menang main chip ” jawabku sambil tersenyum kecil.
“
dengar yah yang !! aku nga pernah ngelarang kamu ngelakuin apapun yang kamu
suka, tapi aku nga suka yah kalau kamu kamu sampai kecanduan main game itu
apalagi nantinya kamu sampai ngejadiin itu sebagai kerjaan kamu untuk
ngedapetin uang ” ucapnya dengan tegas mencoba mengingatkan aku.
“
kenapa dah yang ?? lumayan tau kalau menang. Nih buktinya aja aku dapat banyak
gini !! ” belaku menyangkal dan mencoba menjelaskan keuntungan yang baru saja aku
dapatkan dari bermain game tersebut.
“
ayang… pertama, ini namanya judi dan aku nga suka kalau kamu mengandalkan hidup
dengan bermain judi. Kedua , aku nga mau kamu nantinya kamu jadi malas mencari
uang dengan kerja yang halal karena cara instan yang kamu dapatkan sekarang ini
dan yang ketiga kalau menang kamu ketagihan ingin main terus kan ??
terus kalau kamu kalah, kamu pasti penasaran mau main lagi karena kamu udah
pernah merasa menang dan yakin pasti akan menang lagi ” jawabnya lagi panjang
lebar meyakinkanku tentang efek yang akan aku dapatkan nantinya karena bermain
game ini. Dan karena tidak mau menambah panjangnya perdebatan yang
mungkin bisa merusak suasana yang sedang kami nikmati saat ini aku hanya
tersenyum mengiyakan semua ketidak setujuan Mala pada malam itu lalu segera
mengganti topik pembicaraan yang baru sampai larut malam.
Janji
tinggallah janji, nyatanya penjelasan dan omongan dari Mala untuk tidak terlalu
kecanduan game tesebut tidak pernah aku hiraukan sama sekali dan yang lebih
parahnya lagi suka atau tidak suka ternyata aku sudah menjadikan bermain game
tersebut adalah sebagai salah satu mata pencarianku untuk menghasilkan
uang.
“
naek nga nyet ?? ” Tanya Panji yang baru saja datang ke warnet kepadaku yang
sedang konsentrasi bermain sambil mendengarkan musik lalu menyalakan komputer
dan ikutan bermain disebelahku,
“
naek tadi tiga ratusan, eh kalah lagi maen di meja empat puluhan ” , jawabku
yang masih fokus bermain tanpa menoleh sedikitpun.
“
tumben berat banget , biasanya enak akun lo nyari gope ( 500 ) ” ucapnya lagi
mengingatkan bahwa selama ini memang itu sebuah kebetulan atau memang aku yang
selalu beruntung mendapatkan kemenangan dalam game ini tapi memang pada saat
itu menang bukanlah sebuah perkara yang susah untukku, terlebih selama ini aku
cukup dikenal dengan seorang pemain game yang mempunyai nyali yang besar untuk
bertaruh besar dan tidak pernah takut walaupun terkadang di permainan ini kita
sering digertak oleh pemain lain.
“
tau nih kenapa nih akun ?? lagi disuruh main sabar kali ” jawabku santai sambil
tersenyum dan menyalakan sebatang rokok.
“
beliiii …” teriak Novri yang juga baru datang sambil melepaskan helm yang masih
menempel dikepalanya lalu masuk kedalam warnet. “ beli dong nyet ” ucapnya lagi
kepadaku sambil berdiri dibelakangku dan ikut menyaksikan aku yang masih asyik
bermain game.
“
belum naek – naek nyet, daritadi segini – segini aja ” jawabku mengeluh, yang
sudah merasa agak sedikit jenuh dengan perkembangan pada hari itu dimana aku
belum menghasilkan uang sama sekali dari permainan tersebut,
“
Panji.. beli dong !!! ” karena melihat chipku yang masih belum bisa dia beli
akhirnya diapun mencoba bertanya kepada Panji,
“
oke, mau beli berapa ?? ” jawab Panji santai sambil balik bertanya kepadanya,
“
nga usah banyak – banyak, beli 100 ribu aja ” jawabnya lagi lalu bergeser
pindah mendekati Panji,
“
ya gimana yah ??? chip gue cuma ada 2m sisa basic doing , tungguin setengah jam
dah !!! ” ucap Panji enteng sambil tersenyum yang ternyata hanya sedang membuat
gurauan kepada Novri dan seketika membuat suasana warnet menjadi riuh akan
bahan tertawaan anak – anak yang berada didalamnya termasuk aku yang sejak tadi
hanya fokus bermain.
“
mampus loh ” teriakku sambil menggebrak meja warnet menandakan tanda senang
karena baru saja mendapatkan kemenangan besar dan membuat pundi – pundi chipku menjadi
semakin banyak, “ dih …dih apaan tuh ?? ” Tanya Panji yang terkaget lalu
berdiri dan menghampiriku untuk melihat penyebabnya.
“
ada apaan sih nyet ?? ” Tanya Novri sekarang yang juga penasaran dengan
teriakan aku barusan,
“
lo liat nih narik berapa ?? udah piting gue, malah di all –in ” jawabku kepada
mereka berdua sambil menunjuk layar monitor dan memberi tahu tentang kemenangan
besar yang baru saja aku dapatkan.
“
dih anak monyet hoki banget…!! narik gope (500) lagi ” ucap Panji sambil memukul
pelan kepalaku,
“
mantab nyet !!! ” puji Novri yang memang sejak tadi masih nungguin aku menang
agar dia bisa membeli chip dariku.
“
kabur akh ” ucapku sambil tertawa yang masih kegirangan karena pada
akhirnya kesabaranku sejak tadi mendapatkan hasil juga.
“
ya udah nyet transferin gue, nih gue beli 100 ribu ” ucap Novri lagi yang
berusaha membujuk gue agar menjual chip kepadanya,
“
oke, jangan lupa transferin gue juga ” celetuk Panji juga yang mengingatkan gue
agar tidak lupa kepadanya
“
ya udah buka aja nyet, sekalian buat Panji nih. Lo mau beli juga Wo ” jawabku
kepada mereka berdua untuk segera membuka akun facebooknya sambil berteriak dan
mencoba bertanya kepada Bowo yang masih diluar warnet, apakah dia juga mau
membeli chip.
“
iya dong, gue beli juga 100 ribu ” jawabnya sambil beranjak masuk kedalam
warnet lalu mencari computer yang sedang kosong lalu menyalakannya.
Dan
akhirnya pada hari itu , karena sebuah keberuntungan yang aku dapatkan, semua
teman – temanku bisa bermain game tersebut dan mencoba peruntungan mereka,
walaupun menjual kepada mereka harganya jauh lebih murah dibandingkan apabila
gue menjual kepada orang lain tapi buat aku itu lebih dari cukup karena apabila
setiap hari aku mendapatkan keuntungan seperti ini bahkan gaji seorang manajer
kantor pun kalah dibandingkan penghasilan yang aku dapatkan.